Berbakti Kepada Kedua Orangtua
Assalamualaikum Wr. Wb.
ALHAMDULILLAH-ALHAMDULILLAHIR
‘ABBILALAMIN
WASALA TU
WASSALA MU’ALA ASRAFIL AMBIYA IWAL MURSALIN
WA’ALA ALIHI
WAAS HABIHI RASULILLAHI AJMAIN AMMA BA’DU
Yang terhormat bapak kepala SMPN 3 Teluk Kuantan
Yang saya hormati ibu wakil kepala SMPN 3 Teluk
Kuantan
Yang saya hormati para dewan juri yang bijaksana
Yang saya hormati Bapak-bapak dan Ibu-ibu guru serta
kariyawan/karyawati SMPN 3 Teluk Kuantan
Dan seterusnya adik-adik dan teman-teman yang saya
banggakan
Pertama-tama, marilah kita mengucapkan
puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
kepada kita semua. Dimana, kita senantiasa dalam keadaan sehat wal afiat dan
dapat hadir bersama disekolah yang kita cintai ini mengikuti acara lomba
pildacil antar kelas dan antar SD di SMPN 3 Teluk Kuantan.
Kemudian, shalawat dan salam tidak lupa
pula kita sampaikan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti yang
kita rasakan saat ini. Dengan ucapan :
Allahumma
salli a’la saidina Muhammad wa’ala ali saidina Muhammad
Semoga dengan seringnya kita bershalawat
kepada beliau kita mendapat syafaat di yaumul mahsyar kelak. Amin-amin ya
Rabbalalamin.
Untuk mempersingkat waktu langsung saja
saya beri judul pidato saya, yaitu:
BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
Setiap manusia sudah pasti memiliki
orang tua. Tidak satupun manusia yang lahir tanpa orang tua. Kita pun menyadari
bahwa orang tua bermandi keringat, siang dan malam banting tulang, memeras
pikiran, sekuat tenaga memperjuangkan agar anaknya bisa hidup seperti layaknya
anak-anak yang lain.
Rekan-rekan dan para hadirin yang saya
banggakan.
Allah yang Maha Bijaksana telah
mewajibkan setiap anak untuk berbakti kepada orang tuanya. Bahkan perintah
untuk berbuat baik kepada orang tua dalam Al-Qur’an digandengkan dengan
perintah untuk bertauhid sebagaiman firman-Nya, “Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu
berbuat baik pada Ibu Bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara
keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “Ah” dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Q.S. Al-Isro : 23) Dalam ayat ini,
Allah menyuruh kita untuk selalu berbuat baik kepada orang tua kita dan selalu
berkata mulia terutama kepada orang tua yang berumur lanjut.
Rekan-rekan dan para hadirin yang saya
cintai.
Ada sebuah kisah nyata tentang bukti
kecintaan dan tanda bakti seorang anak kepada ibunya, kisah ini terjadi di
Negeri Yaman. Di negeri ini, tinggalah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni
yang berpenyakit sopak, tubuhnya belang-belang. Walaupun cacat, ia adalah
seorang pemuda yang soleh dan sangat berbakti kepada ibunya. Ibunya adalah
seorang wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua
permintaan ibunya. Pada suatu ketika Ibunya sangat ingin pergi naik haji,
karena ia merasa hidupnya tidak akan lama lagi. Mendengar hal itu uwais sangat
ingin menaik hajikan ibunya, akan tetapi perjalan ke Mekah sangatlah jauh dan
melewati gurun yang panas. Biasanya orang memakai unta dan banyak membawa
perbekalan ke sana. Namun, uwais sangat miskin.
Kemudia dia terus berpikir mencari jalan
keluarnya, kemudia dibelilah seekor anak lembu, kemudian anak lembu tersebut
digendongnya naik turun bukit. Setelah 8 bulan berat lembu tersebut telah
mencapai 100 kg, begitu pula dengan dengan uwais otot uwais mulai membesar dan
ia menjadi kuat mengangkat apapun. Kemudia Uwais menggendong ibunya berjalan
kaki dari yaman ke mekah! Subhanallah, alangkah besar cinta uwais pada ibunya. Ia
rela menempuh perjalan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.
Uwais berjalan tegap menggendong ibunya
tawaf di ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat
baitullah. Dihadapan ka’bah mereka berdoa. Ketika sedang berdoa, ternyata uwais
hanya mendoakan ibunya agar dosa ibunya diampuni Allah. Dan dia tidak minta
dosanya diampuni, cukuplah ridho dari ibunya yang membawa dia ke surga.
Subhanallah, itulah keinginan uwais yang tulus dan penuh cinta. Setelah berkata
seperti itu, penyakit sopak uwais pun hilang.
Rekan-rekan dan para hadirin yang saya
cintai.
Dari kisah ini coba kita renungkan
sejenak sudah berapa banyak dosa yang kita buat pada orang tua kita??? Dan
apakah kita telah membahagian mereka seperti halnya uwais??? Coba kita
renungkan uwais yang mempunyai penyakit, mampu mewujudkan keinginan ibunya.
Sedangkan kita yang masih sehat, permintaan orangtua kita yang sepele saja
belum tentu kita penuhi.
Oleh karena itu saya berpesan, terutama
kepada diri saya sendiri. Sayangi lah orang tua kita, dan jangan pernah kita
membantah ucapan mereka apalagi merhadiknya dengan kata-kata kasar. Kemudian
penuhi selalu keinginan mereka dan selalu berbuat baik pada mereka setiap saat,
karena belum tentu kita dapat melihat mereka lagi besok.
Hanya itulah yang dapat saya sampaikan,
lebih dan kurang saya mohon maaf. Sebagai penutup saya menyampaikan beberapa
pantun.
Dara manis sedang tertawa
Putri cantik pakai selendang
Jangan durhaka kepada orang
Nanti terkutuk seperti Malin Kundang
Jalan-jalan
keMedan
Tidak lupa
membeli teri
Mohon maaf
atas kekhilafan
Lain waktu
berjumpa lagi
Beli kain berwarna merah
Pohon durian berbuah tujuh
Wabilahitaufik wal hidayah
Wassalamu’alaikum warohmatullohi
wabarokatuh